Senin, 24 Mei 2010

Tidak Ada Daerah yang Bebas HIV/AIDS

Tanggapan terhadap Berita Harian “Pontianak Post”

Oleh Syaiful W. Harahap*

Jakarta, 24/20-2003. Berita “Hasil Survey HIV/AIDS, Landak Negatif HIV/AIDS” yang dimuat Harian “Pontianak Post” edisi 22 Oktober 2003 bisa menimbulkan sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap epidemi HIV.

Pernyataan yang menyebutkan “Hingga saat ini, belum terpantau penderita HIV AIDS di Kabupaten Landak” tidak akurat karena tidak semua penduduk disurvai. Dalam berita tidak disebutkan contoh darah yang dites. Kegiatan survai dalam kaitan epidemi HIV hanyalah sebagai survailans yaitu untuk mendapatkan garmbaran kasus HIV di kalangan tertentu pada kurun waktu tertentu. Jadi, biar pun hari ini hasilnya negatif, besok lusa bisa berubah.

Hasil negatif pada survailans tidak menjamin sebuah daerah bebas HIV/AIDS karena penularan HIV tidak bisa dibentengi dengan batas daerah, wilayah dan negara. Angka kasus global HIV merupakan satu entry karena penularan HIV sangat tergantung kepada perilaku seseorang. Seorang penduduk Landak yang pergi ke luar daerah atau luar negeri bisa tertular HIV kalau ybs. melalukan perilaku-perilaku berisiko tinggi tertular HIV yaitu (1) melakukan hubungan seks (heteroseks, seks oral, seks anal atau homoseks) tanpa kondom dengan pasangan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah, (2) melakukan hubungan seks (heteroseks, seks oral, seks anal atau homoseks) tanpa kondom dengan seseorang yang suka berganti-ganti pasangan di dalam dan di luar nikah, (3) menerima transfusi darah yang tidak diskrining, dan (4) memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergiliran.

Pernyataan “Kita patut berbangga dengan hasil kemarin, bahwa Landak tidak dijumpai penderita HIV/AIDS” juga tidak akurat karena tidak semua penduduk Landa dites. Memang, tidak ada manfaat mengetes semua penduduk Landak karena yang perlu dites hanyalah penduduk yang pernah melakukan perilaku berisiko.

Apakah penduduk yang pernah melakukan perilaku berisiko sudah dites? Kalau belum berarti Landak tidak bisa dinyatakan bebas HIV/AIDS.

HIV/AIDS adalah fakta medis. Artinya dapat diuji di laboratorium dengan teknologi kedokteran sehingga pencegahannya dapat dilakukan dengan teknologi medis yang realistis yaitu menghindarkan diri dari perilaku berisiko. Maka, pernyataan yang menyebutkan “agar menjauhkan diri dari berhubungan seks bebas dan narkoba” sebagai upaya mencegah penularan HIV tidak akurat. Sama sekali tidak ada hubungan langsung antara ‘seks bebas’ dan narkoba dengan HIV/AIDS.

HIV hanya bisa menular melalui hubungan seks, baik heteroseks, seks anal dan seks oral di dalam dan di luar nikah atau homoseks jika salah satu pasangan HIV-positif. Kalau keduanya negatif biar pun zina tidak akan pernah terjadi penularan HIV. Ini fakta medis.

* Penulis pemerhati masalah HIV/AIDS melalui LSM (media watch) ”InfoKespro” Jakarta (E-mail: infokespro@yahoo.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar