Selasa, 01 Juni 2010

Jurnalis Harus "Jaga" Identitas Korban HIV

Banda Aceh, acehmagazine.com. Pemahaman masyarakat Aceh tentang human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) masih kurang. Inilah yang mengakibatkan sulitnya melakukan penangulangan dan pencegahan bagi masyaraka. Pada sisi lain, korban pun masih ragu-ragu melakukan tes darah di rumah sakit Aceh, sebab jika penyakitnya diketahui umum membuat dia dan keluarga dikucil masyarakat.

Koordinator Medan Aceh Patnership, Baby Rinova pada acara Warkshop; Menggali Empathy Jurnalis Aceh dalam Permasalahan HIV dan AIDS, yang digelar di Grand Nanggroe Hotel, Kamis (31/5), menyebutkan pemberitaan pers yang membeberkan identitas korban “Penderita HIV dan AIDS” positif mengakibatkan mereka malu. Dia menganjurkan seharusnya media lebih ”ramah” dalam meliput persoalan ini.

Dia menyebutkan hingga Mei 2007 terdaftar ada 18 penderita HIV dan lima di antaranya meninggal dunia. Katanya, hingga saat ini ada 13 korban yang positif terkena HIV Dan AIDS di Aceh, yang sudah mendapatkan penanganan khusus dari pemerintah, namun Baby tidak menyangkal masih ada warga Aceh yang lain yang sudah terinfeksi tapi mereka masih takut dan masih malu melakukan tes darah di Aceh.

Sebelumnya Direktur LSM Info Kespro, Syaiful W. Harahap mengharapkan agar para jurnalis Aceh dalam penulisannya harus mampu menjaga identitas atau hak individu korban. “Dalam pemberitaan media harus bisa menjaga dampak yang akan ditimbulkan bagi korban terhadap pemberitaannya,” jelas dia.

Menurutnya, selama ini ada media yang menyembunyikan nama korban tapi masih menulis alamat dan kegiatannya dengan jelas, seperti yang terjadi pada salah satu korban di Aceh Tengah, yang ditulis sebuah media,” ungkapanya. Dalam workshop selama dua hari itu, para jurnalis yang hadir membentuk sebuah perkumpulan jurnalis yang akan membantu wartawan lain di Aceh dalam mendapatkan informasi tentang AIDS di Serambi Makkah.

Wadah itu diberi nama AJFA (Aceh Journalist for AIDS). Untuk tiga bulan pertama Evirosita, jurnalis Majalah ”Aceh Magazine” menjadi koordinator AJFA. “Bagi wartawan yang membutuhkan informasi tentang AIDS di Aceh bisa minta langsung dengan pihak AJFA,” kata Evi sembari menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan MAP dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), untuk membantu mensosialisasikan dan membagi informasi tentang penyakit menular itu. [Jamal]

[Sumber: http://malaceh.multiply.com/journal/item/7/Jurnalis_Harus_Jaga_Identitas_Korban_HIV - 4 Juni 2007]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar