Minggu, 04 Juli 2010

Konsultasi HIV/AIDS 1-Jul 10

Khawatir karena Hasil Tes HIV Reaktif

Pertanyaan. Salam Persaudaraan. Beberapa minggu yang lalu saya melakukan VCT. Hasil dari tes adalah reaktif. Saya tidak tahu spesipikasi tes yang dilakukan kepada saya.

Dari paparan di artikel “Debat AIDS yang Tak Berujung” di blog ini bahwa tes konfirmasi yaitu Western blot hanya ada di RSCM Jakarta. (1) Apakah tes yang saya lakukan di puskesmas rujukan dapat diyakini hasil tesnya?

Saya sangat khawatir dengan kondisi saya walaupun tanpa gejala. (2) Mungkinkah seorang Odha hidup tanpa terapi ARV dengan pola hidup sehat? (3) Mungkinkah CD4 Odha akan terus tinggi untuk mengantisipasi infeksi oportunistik (IO)? (4) Apa yg harus saya lakukan untuk memepertahankan kesehatan saya?

Terima kasih, Saya mohon tanggapan.

Anomim

Jawab. Dalam e-mail Anda tidak disebutkan apa alasan Anda untuk menjalani tes HIV di klinik VCT di Puskesmas. Anda mengatakan “Saya sangat khawatir dengan kondisi saya walaupun tanpa gejala.” Mengapa Anda kahwatir? Apa yang Anda khawatirkan?

Infeksi HIV memang tidak semerta menunjukkan gajela yang khas AIDS pada fisik Anda. Gejala baru muncul setelah 5-15 tahun kemudian.

(1) Tes HIV Anda menunjukkan hasil yang reaktif. Pertama, apakah sebelum tes Anda menjalani konseling? Kalau jawabannya YA, maka tes yang Anda lakukan beralasan karena konselor menemukan alasan yang kuat untuk melakukan tes HIV. Ini erat kaitannya dengan perilaku Anda. Jika Anda pernah atau sering melakukan salah satu ata beberapa dari perilaku ini maka Anda berada pada posisi yang rentan tertular HIV.

Perilaku berisiko adalah: (a). Melakukan hubungan seks penetrasi (penis masuk ke dalam vagina) tanpa kondom pada heteroseks (laki-laki dengan perempuan), biseks (laki-laki dengan perempuan dan dengan laki-laki), seks anal dan seks oral di dalam atau di luar nikah, serta homoseks (laki-laki dengan laki-laki), dengan pasangan yang berganti-ganti; (b). Melakukan hubungan seks penetrasi (penis masuk ke dalam vagina) tanpa kondom pada heteroseks (laki-laki dengan perempuan), biseks (laki-laki dengan perempuan dan dengan laki-laki), seks anal dan seks oral di dalam atau di luar nikah, serta homoseks (laki-laki dengan laki-laki), dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK; (c). Menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV, dan (d) Memakai jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo dan alat-alat kesehatan secara bersama-sama dengan bergiliran dan bergantian.

Kedua, hasil tes dengan ELISA bisa menghasilkan positif palsu (HIV tidak ada dalam darah tapi terdeteksi) atau negatif palsu (HIV ada dalam darah tapi tidak terdeteksi). Hasil tes Anda yang reaktif akan akurat kalau Anda melakukan salah satu atau beberapa perilaku berisiko di atas tiga bulan ketika Anda menjalani tes HIV. Soalnya, tes yang dilakukan adalah mencari antibodi HIV bukan virus (HIV). Antibodi HIV ini baru bisa terdeteksi di dalam darah orang yang sudah tertular HIV lebih dari tiga bulan. Tes yang dilakukan di VCT sesuai standar prosedur operasi tanpa harus dilakukan konfirmasi dengan Western blot.

(2), (3) dan (4). Akan lebih baik kalau Anda konsultasi dengan dokter di puskesmas tempat Anda menjalani tes HIV. Sebagai gambaran sejak HIV masuk ke dalam darah maka sepanjang hidup HIV akan terus menggandakan diri di sel-sel darah putih. Akibatnya, banyak sel-sel darah putih yang rusak karena dipakai sebagai pabrik penggandaan oleh HIV. Sebaliknya, HIV kian banyak di dalam darah. Tanpa intervensi obat, dalam hal ini ARV, maka penggandaan HIV akan terus berlanjut. Dengan pengobatan ARV maka penggandaan HIV dapat ditekan.

Dalam e-mail Anda menyebutkan ’Anda sangat khawatir dengan kondisi Anda walaupun tanpa gejala’. Ya, mengapa Anda khawatir? Yang jelas biar pun hasil tes HIV di klinik VCT reaktif, tapi kalau Anda tidak pernah melakukan salah satu atau beberapa perilaku berisiko maka Anda tidak perlu khawatir. Sebaliknya, kalau Anda pernah melakukan sekali atau beberapa kali dari salah satu atau beberapa perilaku berisko maka biar pun tidak ada gejala Anda wajar khawatir karena ada kemungkinan HIV sudah ada di dalam darah Anda. Apalagi hasil tes HIV yang Anda lakukan reaktif.

Jika memang Anda pernah melakukan sekali atau sering perilaku berisiko maka hasil tes HIV Anda merupakan kenyataan. Untuk itu Anda akan lebih baik melanjutkan hubungan dengan klinik VCT di Puskesmas tempat Anda menjalani tes HIV agar bsia ditangani secara medis.

Ingat, sampai sekarang tidak ada cara, metode atau obat yang bisa menyembuhkan AIDS! Jangan tergoda dengan iklan atau iming-iming yang mengatakan bisa menyembuhkan AIDS. Untuk memupus kekhawatiran Anda akan kondisi Anda segera hubungi konselor di Puskesmas tempat Anda menjalani tes HIV.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar